BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Guru merupakan sosok yang digugu dan
ditiru. Program kelas tidak akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi
kegiatan. Untuk itu peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai
pemimpin pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas .
Semua usaha yang dilakukan guru di
dalam pembelajaran mengacu pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai
kompetensi yang sudah ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi
tanpa melibatkan secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru
mestinya merencsiswaan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi
secara aktif di dalam proses pembelajaran.
Partisipasi siswa di dalam
pembelajaran sebaiknya diberikan tanggapan balik oleh guru sehingga siswa
termotivasi untuk mengulangi aktivitas tersebut dengan kualitas yang lebih
baik. Tanggapan yang diberikan guru sesaat setelah siswa berpartisipasi disebut
penguatan atau reinforcement. Reinforcement berbeda dengan reward.
Reward merupakan hadiah keberhasilan siswa yang mencapai hasil memuaskan
dalam kegiatan pembelajaran. Berbagai bentuk penguatan dapat dikombinasikan
oleh guru, sehingga tidak terkesan mengada-ada, tidak alami atau tidak spontan.
Keterampilan dasar memberikan
penguatan perlu dimiliki oleh seorang guru, karena terkadang guru suka
bersikap dingin terhadap respon yang diberikan siswa ketika di kelas.
Sepertinya pemikiran tersebut tidak dihargai. Tentu hal ini dapat mengakibatkan
melemahnya motivasi dalam belajar. Tanpa motivasi, mungkin tidak akan tercipta
pembelajaran yang kondusif.
Dengan demikian, seorang guru harus
mampu untuk menjaga motivasi belajar siswanya agar dapat mencapai suatu hasil
yang optimal ketika melakukan suatu proses pembelajaran.
B.
RUMUSAN
MASALAH
- Apakah yang dimaksud dengan penguatan dalam pembelajaran?
- Apakah komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan?
- Bagaimana prinsip penggunaan penguatan?
- Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran?
- Apa saja kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?
- Apa saja kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran?
C.
TUJUAN
- Untuk mengetahui pengertian dari penguatan dalam pembelajaran.
- Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam pemberian penguatan.
- Untuk mengetahui prinsip penggunaan penguatan.
- Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan dalam pembelajaran.
- Untuk mengetahui kelebihan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran.
- Untuk mengetahui kelemahan dalam pemberian penguatan dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PENGUATAN
Menurut Asril (2010;77), “Intisari
arti dari penguatan itu adalah respon terhadap suatu tingkah laku positif yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu”. Dalam rangka
pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif adalah penguatan yang bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara
perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku
dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan.
Misalnya dalam penguatan negatif, guru memberikan sindiran kepada siswa yang
tidak memperhatikan saat guru tersebut menerangkan suatu materi pelajaran. Manfaat
penguatan bagi siswa, antara lain.
- Meningkatnya perhatian dalam belajar.
- Membangkitkan dan memelihara perilaku.
- Menumbuhkan rasa percaya diri.
- Memelihara suasana belajar yang kondusif.
Keterampilan memberikan penguatan
merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru karena penguatan yang
diberikan kepada siswa akan membangkitkan semangat dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Semangat siswa yang tinggi akan meningkatkan daya tangkap ilmu
sehingga nantinya tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik.
Penguatan harus dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang
baik perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan penguatan.
B.
KOMPONEN
– KOMPONEN YANG TERDAPAT DALAM PEMBERIAN PENGUATAN
Pemberian
respon (penguatan) terhadap perilaku belajar siswa, baik melalui kata-kata
(verbal) maupun non verbal seperti dengan isyarat-isyarat tertentu, secara
langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan proses dan
hasil pembelajaran, terutama yaitu terhadap penanaman rasa percaya diri, dan
membangkitkan semangat belajar siswa.
1. Penguatan Verbal
Salah satu bentuk penguatan yang
bisa diberikan oleh guru untuk memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam
pembelajaran adalah lewat ucapan. Segala ungkapan kata-kata yang dilontarkan
guru untuk menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke dalam penguatan verbal.
Beberapa contoh pemberian penguatan
verbal.
1.) Guru bertanya ,“Konsep apa
yang diterapkan pada kapal laut?”
Beny mengacungkan tangan dan menjawab, “Hukum Archimedes, Bu!!”
Guru menanggap balik, “Ya benar. Bagaimana bunyi Hukum Archimedes?”
Beny menjawab, “Setiap benda padat yang dimasukan ke dalam zat cair
akan mendapat gaya ke atas seberat zat cair yang dipisahkan. Gaya ke atas
itulah yang membuat kapal terapung di dalam air.”
Guru menanggapi, “Hebat Beny. Kita beri tepuk tangan buat Beny.”
2.) Pada saat belajar tentang
tekanan, guru mengajukan pertanyaan, “Mengapa ujung paku dibuat runcing?”
Sally menjawab, “Karena ujung paku yang runcing memiliki luas
penampang kecil, sehingga tekanan terhadap benda menjadi besar.”
Guru menanggap balik, “Iya, lengkap sekali jawaban Santi,” atau
“Betul, tepat sekali!!”
3.) Pada saat belajar tentang
pemuaian, guru meminta siswanya untuk menyebutkan aplikasi konsep pemuaian di
kehidupan sehari-hari.
Salah satu siswa menyebutkan, “Penyambungan rel kereta api, Bu!!”
Guru menanggapi balik, “Bagaimana dengan penyambungan rel kereta
api?”
Siswa tersebut menjelaskan, “Pada daerah sambungan diberi jarak
antara batang satu dengan lainnya, sehingga pada saat panas batang tersebut
memiliki tempat untuk memuai.”
Guru memberikan tanggapan balik, “Tepat sekali. Kamu memang pintar,
Nak!!”
4.) Pada saat guru memberikan pertanyaan
kepada siswanya. Jawaban dari siswa kurang benar. Guru tidak boleh berkata,
“Jawabanmu salah!!” atau “Bodoh sekali, Kamu!”. Seharusnya guru berkata, “Ya,
jawabanmu sudah baik tetapi masih kurang tepat. Ada pendapat yang lain?”.
Beragam ucapan-ucapan lain yang bisa
dilontarkan guru secara spontan, kata yang digunakan diusahakan bervariasi agar
tetap segar dan bersemangat. Dengan ucapan atau tanggapan balik tersebut
siswa merasa terpuji, dihargai, diberikan perhatian, dan yang tidak kurang
pentingnya adalah siswa merasa bahwa belajar tersebut sangat bermanfaat bagi
dia.
2. Penguatan Non Verbal
Memberikan tanggapan balik yang
bertujuan agar siswa terdorong untuk lebih berprestasi, tidak terbatas dalam
bentuk ucapan saja. Banyak bentuk pemberian penguatan yang dapat dipilih oleh
guru, sehingga tidak membosankan bagi siswa. Bentuk-bentuk perbuatan tersebut
dapat dibedakan dalam kategori berikut.
1.) Mimik dan gerak badan
Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila dua orang atau
lebih yang berinteraksi saling berhadapan. Selama proses interaksi tersebut
dipertahankan agar mimik muka atau wajah tidak cemberut, dingin, tanpa
ekspresi, dan tampilan-tampilan lain yang menimbulkan kesan tidak simpatik.
Selama proses pembelajaran, interaksi antara siswa dengan guru berlangsung
terus menerus selama waktu 2 x 40 menit atau 2 x 45 menit.
Selama selang waktu yang relatif panjang tersebut diharapkan
siswa berpartisipasi secara aktif dan untuk mempertahankan kondisi positif
tersebut guru secara berkesinambungan memberikan berbagai penguatan. Salah satu
bentuk penguatan tersebut adalah mimik. Senyuman, anggukan, gelengan yang
mengisyaratkan rasa takjub dengan tanggapan siswa, mengangkat kedua alis,
acungan jempol, dan lain-lain. Variasi-variasi tersebut dapat dipilih dan
divariasikan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
2.) Mendekati
Setiap siswa memiliki kecenderungan yang sangat mungkin
berbeda dengan temannya. Ada siswa yang senang dipuji dan dibesarkan hatinya
dengan kata-kata manis dan simpatik, ada siswa yang puas hanya dengan senyuman
atau tatapan bangga sesaat dari gurunya. Tapi ada siswa yang berharap lebih
dari itu. Mereka lebih senang kalau guru berada di sampingnya saat memberikan
penguatan.
Tipe siswa yang lebih suka didekati tersebut. Sebaiknya guru
berusaha memenuhi harapan tersebut. Karena tidak berat bagi guru untuk
berpindah dari depan ke tempat siswa yang baru saja memberi tanggapan atau
jawaban dari pertanyaan yang diberikan, atau memberi penjelasan. Mendekati di
sini bukan sekedar berdekatan secara fisik, tetapi digabung dengan bentuk
penguatan yang lain, sehingga tidak terkesan hambar atau dingin.
3.) Sentuhan
Kontak fisik atau sentuhan yang diberikan oleh guru suatu
kebanggaan tersendiri bagi sekelompok siswa. Bagi siswa yang sudah memberikan
jawaban pertanyaan, melengkapi jawaban temannya atau memberi penjelasan,
tanggapan bahkan kritikan atau meralat argumentasi temannya, guru dapat
memberikan penguatan dengan menyalami, menepuk-nepuk pundak siswa, membelai kepala
siswa atau sentuhan lain yang membuat siswa bangga dan ingin tampil lebih baik
lagi.
4.) Kegiatan yang menyenangkan hati
siswa
Guru yang profesional berusaha mengenal
kecenderungan dan karakter semua siswanya. Guru berusaha mengetahui hal-hal
seperti apa yang lebih disenangi oleh siswa. Sehingga apabila diberikan suatu
tugas, mereka merasa senang melakukannya.
Sehubungan dengan pemberian penguatan di dalam
pembelajaran fisika guru juga dapat memilih aktivitas yang membuat siswa
senang. Misalnya, mengajukan pertanyaan yang bersifat kompetisi dalam menjawab,
memperagakan sesuatu di depan kelas, mengerjakan latihan berbentuk teka-teki
silang, melakukan studi tour, atau memberikan tugas proyek dan banyak lagi
aktivitas lain yang dapat dipilih dan divariasikan.
Bentuk kegiatan yang dipilih oleh guru disesuaikan
dengan kesenangan siswa di dalam belajar fisika. Misalnya, apabila kelas
tersebut dinominasi oleh siswa yang senang berolahraga. Pada saat mempelajari
gerak dalam bidang, guru membawa siswa ke lapangan untuk memperagakan berbagai
bentuk gerak parabola, gerak melingkar, ataupun gerak pada bidang miring.
5.) Simbol atau benda
Bentuk lain dari penguatan non verbal adalah simbol atau
pemberian hadiah berbentuk benda. Misalnya guru mempersiapkan mainan kecil dan
lucu atau alat tulis, atau mungkin hanya permen untuk dibagikan kepada siswa
yang berpartisipasi secara aktif di dalam pembelajaran.
Bagi siswa yang mendapatkan hadiah, pemberian
tersebut akan mendorong dia untuk tampil lebih baik dari sebelumnya.
Sedangkan siswa yang lain menjadi lebih bersemangat, juga ingin mendapat
hadiah. Karena hadiah tersebut melambangkan prestasi mereka dalam belajar
fisika. Hadiah dapat memberi kebanggaan dan mendorong semangat mereka untuk
lebih baik lagi pada kesempatan berikutnya.
6.) Penguatan tak penuh
Pada penguatan ini, siswa yang menyampaikan pendapat yang
kurang benar atau tidak benar tidak langsung disalahkan secara kasar tetapi
dengan memberikan penguatan tetapi tidak penuh, misalnya “Jawabanmu sudah baik,
tetapi masih kurang tepat”. Kemudian guru meminta siswa lain untuk
menyempurnakan atau menambahkan sehingga siswa tadi mengetahui bahwa jawabannya
tidak seluruhnya benar, namun juga tidak salah.
C.
PRINSIP
PENGGUNAAN PENGUATAN
Supaya penguatan yang diberikan oleh
guru tepat sasaran. Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus
memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, sebagai berikut :
1.
Hangat
dan Antusias
Guru adalah pemberi semangat bagi
siswanya. Semangat tentu saja tidak mampu diberikan oleh orang yang kurang atau
tidak bersemangat. Aktivitas yang bertujuan memberikan semangat tersebut juga
tidak akan sampai pada sasaran, apabila pemberiannya dilakukan tanpa dukungan
kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan oleh guru secara psikologis berdampak
positif terhadap siswa. Kehangatan tersebut dapat mencairkan suasana kaku,
diam, ramai, dan tegang menjadi kondusif.
Sikap antusias dalam batas kewajaran
atau tidak berlebihan punya makna sendiri di hati siswa. Melihat gurunya
antusias, siswa yang tadinya malas, mengantuk, capek, atau melakukan aktivitas
lain menjadi tertarik ikut di dalam pembelajaran. Jadi apabila sebelumnya hanya
sebagian siswa yang aktif di dalam pembelajaran, sikap antusias yang
ditampilkan guru dapat menarik yang belum aktif menjadi aktif.
2.
Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan oleh guru
sangat berarti atau bermakna bagi siswa. Mereka merasa lebih percaya diri,
merasa dihargai, merasa diperhatikan, merasa berhasil dalam belajar, merasa
terpuji dan tersanjung. Perasaan ini berdampak terhadap mental mereka. Siswa
jadi lebih berani mengemukakan pendapatnya, meningkat rasa ingin tahunya, dan
lebih percaya diri. Dengan demikian diharapkan partisipasinya menjadi lebih
baik pada kesempatan berikutnya.
Bila guru melakukan penguatan secara
tepat dan terus menerus, rasa ingin tahu siswa terpenuhi, akibatnya mereka
merasakan bahwa belajar matematika membuat mereka jadi tahu banyak hal. Apa
yang mereka ketahui tersebut membantu mereka menjawab pertanyaan tentang suatu
kejadian, yang mungkin sebelumnya membuat mereka penasaran atau bingung.
3.
Menghindari
respon negative
Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah
pikirannya di dalam kelas atau bahkan bisa jadi pendapat tersebut keliru.
Seorang guru profesional berusaha membesarkan hati siswa dengan tanggapan yang
positif. Tidak langsung menyalahkan atau menghakimi siswa di hadapan
teman-temannya. Contoh :
·
Guru
tahu ada siswa yang kurang memperhatikan pada saat memperagakan. Guru berpikir
mungkin si siswa sudah paham, jadi demonstrasi itu tidak menarik buat dia.
·
Guru
menganggap semua siswa sudah paham dan bersiap untuk memberi kesempatan kepada
siswa untuk berlatih menggunakan jangka sorong.
·
Guru
menunjuk siswa yang tadinya tidak memperhatikan untuk membaca hasil pengukuran
dan menyampaikan kepada teman-temannya.
·
Siswa
tersebut tidak tahu cara membacanya, sehingga kebingungan.
Pada kejadian seperti ini, seorang
guru professional guru tidak langsung menyalahkan atau memarahi siswa karena
tidak memperhatikan sewaktu guru menerangkan pelajaran. Guru bisa menunjuk
siswa lain untuk melaksanakan tugas itu dan siswa tadi disuruh memperhatikan.
Kepada siswa yang menggantikan tugas tadi guru memberi penguatan dan kepada
siswa pertama. Guru memberikan dorongan agar belajar lebih tekun atau lebih
serius dari sebelumnya. Guru tidak perlu mengeluarkan ucapan, “Makanya
perhatikan saat saya menerangkan, jangan sok tahu!!”
Ucapan
atau tanggapan negatif dapat merusak kondisi kelas. Tidak hanya siswa yang mendapat
perlakuan tidak enak saja yang terpengaruh, siswa lain akan ikut terkena
dampaknya. Perasaan tenang yang dirasakan siswa-siswa lain bisa berubah menjadi
tertekan, takut, cemas, dan was-was akan menghantui mereka. Suasana yang
tadinya santai dan nyaman bagi sebagian siswa berubah menjadi menegangkan.
Akibatnya mereka tidak konsentrasi lagi mengikuti pelajaran. Khawatir hal yang
sama menimpa mereka.
Siswa yang
menerima perlakuan atau tanggapan yang tidak mengenakan atau bersifat negatif,
bukannya akan menjadi bersemangat. Tetapi malah semakin mundur. Dia malu dengan
guru dan teman-temannya. Merasa diadili, dipersalahkan, dinilai tidak mampu,
dan berbagai perasaan lainnya. Ini dapat berakibat tumbuhnya rasa antipati
terhadap guru dan pelajaran fisika dan menimbulkan ketidaknyamanan dan lebih
ekstrim lagi menimbulkan dendam dan rasa benci. Jadi sebaiknya guru tidak
pernah memberikan tanggapan negatif terhadap siswa. Guru boleh menghukum atau
memarahi siswa, tetapi harus dengan santun dan penuh rasa kasih orang tua
kepada siswanya.
4.
Pemberian
penguatan dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan
dengan segera setelah muncul tingkah laku atau respon dari siswa. Penguatan
yang ditunda pemberiannya, cenderung menyebabkan menjadi kurang efektif. Agar
dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan haruslah
diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan. Dengan kata
lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan penguatan
yang diberikan.
5.
Variasi
bentuk penguatan
Proses pembelajaran yang bersifat
tatap muka berlangsung 1 atau 2 jam pelajaran, sekitar 40 atau 45 sampai
80 atau 90 menit. Waktu yang cukup lama untuk menjaga interaksi positif
berlangsung secara terus menerus, atau untuk mempertahankan semangat belajar.
Banyak aktivitas dan tugas yang bisa
diberikan guru selama selang waktu tersebut. Tentu saja beragam pula
pertisipasi yang bisa diberikan oleh siswa. Setiap sumbangan pikiran siswa
layak diberikan penghargaan, semua siswa berhak mendapatkan penguatan. Agar
tidak membosankan dan selalu hidup, guru harus pintar memvariasikan berbagai
bentuk penguatan. Kadang mengatakan bagus, pada kesempatan lain mengacungkan
jempol, berikutnya tersenyum sambil menganggukan kepala, lalu mendekati siswa,
begitu seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan yang sama tidak keluar
berulang-ulang dalam waktu terbatas.
D.
CARA
PENGGUNAAN PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN
Ada dua cara dalam menggunakan
penguatan, antara lain.
1. Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan
harus jelas kepada siapa ditujukan. Karena apabila tidak, akan kurang efektif.
Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut
nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.
2. Penguatan kepada kelompok
Penguatan
dapat pula diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya “Bapak sangat senang
kalian menyelesaikan tugas ini dengan baik”. Dapat juga memberikan sebuah
penghargaan lain.
E.
KELEBIHAN
DALAM PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran
mempunyai beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat,
antara lain.
- Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
- Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
- Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
- Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
- Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri. (Badarudin : 2011)
Kelebihan-kelebihan dalam memberikan
penguatan bergantung pada guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut
sesuai dalam memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai
secara maksimal.
F.
KELEMAHAN
DALAM PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN
Walaupun pemberian penguatan
sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan
yang diberikan kepada siswa justru membuat siswa enggan belajar karena
penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa
tersebut.
Pemberian penguatan yang berlebihan
juga akan berakibat fatal. Misalnya, pemberian penguatan berupa hadiah
secara terus-menerus dapat mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penguatan adalah respon terhadap
suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku
itu.
Komponen-komponen yang terdapat
dalam pemberian penguatan, antara lain penguatan verbal dan penguatan non
verbal. Penguatan verbal adalah respon yang ditunjukkan secara lisan atau
ucapan terhadap suatu perilaku. Penguatan non verbal adalah respon yang
ditunjukkan dengan perbuatan-perbuatan yang berupa mimik, gerak badan,
mendekati siswa, menyentuh, hal yang menyenangkan hati siswa, simbol atau
benda, dan penguatan tak penuh.
Pemberian penguatan di dalam
pembelajaran harus memperhatikan beberapa prinsip pemberian penguatan, antara
lain memberikan kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, menghindari respon
negatif, pemberian penguatan dengan segera, dan memvariasikan bermacam-macam
bentuk penguatan.
Ada dua cara dalam menggunakan
penguatan, antara lain penguatan kepada pribadi tertentu dan penguatan kepada
kelompok. Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai beberapa
kelebihan apabila dapat dilakukan dengan tepat, antara lain dapat meningkatkan
perhatian dan motivasi siswa terhadap materi, dapat mendorong siswa untuk
berbuat baik dan produktif, dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu
sendiri, dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif, dan dapat
mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Pemberian penguatan yang diberikan
tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut akan menyebabkan
siswa enggan belajar. Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat
fatal.
B.
SARAN
1.
Saran
untuk Pembaca
Diharapkan setelah membaca makalah
ini, para pembaca terutama untuk para calon guru atau pendidik dapat lebih
mengetahui keterampilan dalam memberikan penguatan dalam proses pembelajaran.
Sehingga hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik, dan suasana
di dalam kelas tercipta menyenangkan dan tidak tegang.
2.
Saran
untuk Pendidik
Diharapkan setelah membaca makalah ini, para pendidik yang
sebelumnya tidak pernah atau jarang dalam memberikan penguatan menjadi tahu
bahwa penguatan dalam proses pembelajaran sangat penting dikarenakan dapat
memotivasi siswa dalam belajar. Sebaiknya para pendidik menghindari respon
negatif, karena hal tersebut dapat membuat siswa tertekan.
DAFTAR PUSTAKA
Asril,
Zainal. 2010. Micro Teaching Disertai
dengan Pedoman Pengalaman Lapangan . Jakarta : Rajawali Pers.
Badarudin. 2011. Keterampilan
Dasar Mengajar, (Online), (http://ayahalby.wordpress.com, diakses tanggal 8 Juli 2013).
David. 2011. Keterampilan
Penguatan, (Online), (http://davidstkipmpl.wordpress.com, diakses tanggal 8 Juli 2013).
Risky, Ika. 2009. Keterampilan Memberi
Penguatan, (Online), (http://manggamudaku.blogspot.com, diakses tanggal 8 Juli 2013)
Sofa. 2010. Penguatan, Variasi,
dan Keterampilan Menjelaskan dalam Mengajar, (Online), (http://massofa.wordpress.com, diakses tanggal 8 Juli 2013).
Someday, Ibah. 2011. Keterampilan
Dasar Mengajar, (Online), (http://ibahsomeday.wordpress.com,
diakses tanggal 8 Juli 2013).
Wartono. 2003. Keterampilan Dasar
Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan.
0 komentar:
Posting Komentar