Pages

Rabu, 10 Juli 2013

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN
Guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi muridnya, begitulah filsafah yang sering kita dengar. Peranan guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin pendidikan diantara murid-murid suatu kelas. Secara etimologi atau arti sempit guru yang berkewajiban mewujudkan suatu program kelas adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. Sedangkan secara lebih luas guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak untuk mencapai kedewasaan masing-masing dalam berpikir dan bertindak. Guru dalam pengertian terakhir bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas saja untuk menyampaikan materi dan pengetahuan tertentu, akan tetapi guru juga merupakan anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya menuju sebuah cita-cita luhur mereka. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan keterampilan-keterampilan dasar seorang guru dalam mengajar.
Sebagai penguasaan keterampilan dasar mengajar, micro teaching menjadi salah satu persyaratan utama dalam proses pembelajaran. Menurut Suwarna, (2006 : 66-92) keterampilan dasar yang dipelajari dalam micro teaching adalah  sebagai berikut.
1.      Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
2.      Keterampilan menjelaskan
3.      Keterampilan bertanya
4.      Keterampilan memberikan penguatan
5.      Keterampilan menggunakan media
6.      Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7.      Keterampilan mengelola kelas
8.      Keterampilan mengadakan variasi
9.      Keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil
Dalam makalah ini, kami membahas satu dari sembilan keterampilan mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

 BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PEMBELAJARAN

2.1  Pengertian

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien dan menarik. Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa sehingga siswa siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan  membantu siswa dalam menemukan konsep, prinsip, dalil, hukum atau prosedur dari inti pokok bahasan yang telah dipelajari.

Pada dasarnya keterampilan membuka dan menutup pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam memulai dan mengakhiri suatu pelajaran. Soli, Ambimanyu (2008) secara singkat mengemukakan bahwa membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran.

Hal senada juga disampaikan oleh Wardani dan Julaeha (2007) bahwa kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti kegiatan (kegiatan inti) sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan atau menindaklanjuti topik yang akan dibahas.

2.2  Membuka Pelajaran
Yang dimaksud dengan keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal pelajaran untuk menciptakan suasana ‘siap mental’ dan menimbulkan perhatian siswa agar terarah pada hal-hal yang akan dipelajari. Beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam membuka pelajaran adalah dengan :
(1) menarik perhatian siswa,
(2) memotivasi siswa,
(3) memberi acuan/struktur pelajaran dengan menujukkan tujuan atau kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu,
(4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru, atau
(5) menanggapi situasi kelas.

Dalam usaha menarik perhatian dan memotivasi siswa, guru dapat menggunakan alat bantu seperti alat peraga/surat kabar/gambar-gambar,dan kemudian guru dapat menceritakan kejadian aktual, atau guru dapat memberi contoh atau perbandingan yang menarik. Tetapi, hendaknya diperhatikan semua cara itu harus relevan dengan isi dan indikator kompetensi hasil belajar yang akan dipelajari siswa.

Dalam usaha mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai siswa, guru hendaknya mengadakan apersepsi. Apersepsi merupakan mata rantai penghubung antara pengetahuan siap siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi baru yang akan dipelajari siswa.
Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran harus memberikan pengantar atau pengarahan terhadap materi yang akan diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya.
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mempersiapkan mental dan menimbulkan perhatian siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak saja harus dilakukan guru pada awal jam pelajaran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Untuk menyiapkan mental siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha dengan memberi acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari. Siswa yang mentalnya siap untuk belajar adalah mereka yang telah mengetahui tujuan pelajaran, mengetahui masalah-masalah pokok yang harus diperhatikan, mengetahui langkah-langkah kegiatan belajar yang akan dilakukan, dan mengetahui batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk menguasai pelajaran tersebut. Untuk menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha menimbulkan rasa ingin tahu, bersikap hangat dan antusias, memvariasikan cara mengajarnya, menggunakan alat-alat bantu mengajar, memvariasikan pola interaksi dalam kelas, dan sebagainya. Siswa yang perhatian motivasinya telah timbul nampak asyik dalam melakukan tugas, semangat dan kualitas responnya tinggi, ada pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, dan cepat mereaksi terhadap saran-saran guru.
Inti dari kegiatan keterampilan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam menarik perhatian siswa memotivasi memberi acuan tentang tujuan, pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topik baru, menganggapi situasi baru. Wardani (1984) mengemukakan bahwa inti keterampilan membuka adalah menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat tercapai secara efektif dan efisien. Efektivitas proses dapat dikenali dari ketepatan langkah-langkah belajar siswa,sehingga didapatkan efisiensi belajar yang maksimal.

Sementara tujuan khusus membuka pelajaran dapat diperinci sebagai berikut :
a.     Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas pembelajaran yang akan dikerjakan
b.     Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan
c.     Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran
d.    Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya
e.     Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang trcantum dalam suatu peristiwa
f.      Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar (Hasibuan , dkk., 1991: 120)

2.3  Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
Namun demikian, dalam pembelajaran guru sering tidak melakukan usaha membuka dan menutup pelajaran tersebut. Setelah melakukan tugas rutin seperti menenangkan kelas, mengisi daftar hadir, menyuruh siswa menyiapkan alat-alat pelajaran guru langsung saja masuk pada kegiatan inti pelajaran. Misalnya guru berkata: “Anak-anak hari ini bu guru akan mengenalkan tentang bentuk pangkat, akar,dan logaritma adalah ...” Setelah pelajaran usai guru tidak melakukan usaha menutup pelajaran. Ia langsung berkata: “Anak-anak waktunya sudah habis, pelajaran ini kita lanjutkan besok. Selamat siang anak-anak”. Selain itu, dalam inti pelajaran yang bermaksud mengajarkan macam-macam bangun ruang dengan sifat-sifatnya, guru menerangkan terus sampai selesai tanpa ada usaha merangkum ciri-ciri bangun ruang. Disamping itu, guru juga tidak melakukan kegiatan membuka pelajaran sebelum menerangkan pengertian bangun ruang. Prosedur mengajar demikian itu tidak memungkinkan mental siswa siap untuk menerima pelajaran dan perhatian siswa belum terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Sebagai akibatnya adalah siswa akan merasa bahwa pelajaran yang diterimanya membosankan, tidak bermakna baginya, sukar dipahami, dan mereka akan tidak berusaha keras untuk memahaminya.
Ada berbagai alasan mengapa guru tidak melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran antara lain karena lupa, tidak ada waktu, atau memang belum mempunyai keterampilan untuk melaksanakannya. Karena pentingnya fungsi membuka dan menutup pelajaran ini dalam pembelajaran, maka sangat perlu bagi setiap guru untuk memperoleh pengalaman serta latihan yang intensif dalam membuka dan menutup pelajaran.

2.4  Prinsip-Prinsip Membuka Pelajaran
1.      Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan keterampilan membuka pelajaran .artinya, cara guru dalam memilih dan meerapkan komponen keterampilan membuka pelajaran mempunyainilai yang sangat tepat bagi siswa dalam mengondisikankesiapan dan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, dalam memilih jenis kegiatan untuk membuka pelajaran,perlu mempertimbangkan relevansinya dengan tujuan membuka pelajaran tersebut.

Keberhasilan kegiatan membuka pelajaran ini, dapat ditengarai dengan adanya menskemakan satuan-satuan bahasa yang akan dipelajari, yaitu munculnya pusat perhatian anak, terutama mata pelajaran yang akan dipelajari. Untuk memperoleh kebermaknaan yang dimaksud, guru dapat memilih kegiatan ataupun keterangan yang ada kaitannya dengan materi pelajarannya.

2.      Kontinu ( Berkesinambungan )
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran bersifat kontinu ( berkesinambungan ). Artinya, antara gagasan pembukaan dengan pokok bahasan tidak terjadi garis pemisah. Oleh karena itu, gagasan pembukaan dengan pokok bahasan dari segimateri harus harus ada relevansinya. Disarankan bahwa gagasan pembuka harus memiliki tingkat inklusivitas yang lebih tinggi/umum dibandingkan pokok bahasan itu sendiri. Terutama sekali gagasan pembuka yang berbentuk bahan pengait.

3.      Fleksibel ( Penggunaan secara Luwes )
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak terputus-putus atau lancer. Kelancaran ( Fluency ) dalam susunan gagasan, ide, atau cerita dapat memudahkan peserta didik dalam mengonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat pula dengan mudah mengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari.

Faktor penting yang dapat menjamin kelancaran dalam mengungkapkan gagasan pembuka adalah penguasaan dalam pembuka. Karena itu pengetahuan yang luas yang dimiliki oleh guru dapat membantu penguasaan penggunaan keterampilan pembuka pelajaran. Dalam konteks fleksibilitas membuka pelajaran ini, membuka pelajaran tidak selalu harus dengan mengungkapkan gagasan, namun bisa dengan bertanya, membawa benda model, menunjuk siswa untuk menjadi model, memberikan teka-teki, dan sejenisnya yang relefan dengan pokok bahasan.

4.      Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengomuniakasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasiyang tinggi dari guru danhasil ini akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Antusiasme dan kehangatan dapat ditunjukkan misalnya bertanya kabar peserta didik, menanyakan mengapa teman mereka tidak bisa masuk, atau bercerita sedikit yang dapat menyentuh perasaan, atau kegiatan lain yang menujukkan rasa simpati dan empati dalam rangka menciptakan antusiasme dan kehangatan.

5.      Prinsip-Prinsip Teknis dalam Penggunaan Keterampilan Membuka Pelajaran
Prinsip-prinsip teknis dalam membuka pelajaran dapat diuraikan sebagai berikut :
a.      Singkat, padat dan jelas
b.      Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
c.      Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
d.     Disertai contoh atau ilustrasi seperlunya
e.      Mengikat perhatian anak

2.5  Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pelajaran
Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan pada setiap awal dan akhir pelajaran. Artinya sebelum guru menjelaskan sebuah materi terlebih dahulu guru harus dapat mengkondisikan mental dan menarik perhatian siswa pada materi yang akan dipelajari. Contohnya dengan menimbulkan motivasi dan memberi acuan  atau struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kopetensi dasarsecara indikator hasil belajar, pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu belajar kepada siswa. Demikian pula sebelum mengakhiri pelajaran, terlebih dahulu guru harus menutup pelajaran, misalnya dengan memberikan rangkuman atau mengadakan evalusi.

Pelaksanaan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan juga pada setiap awal dan akhir penggal kegiatan inti pelajaran. Artinya, seorang  guru dalam mengwali dan mengakhiri satu penggal inti pokok-pokok materi pelajaran juga harus melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran. Contohnya, membuka pelajaran dengan mengaitkan antara inti pokok materi yang sudah dikuasai siswa misalnya materi definisi dan kegunaan transformasi dalam kehidupan sehari-hari  dengan inti pokok materi  yaitu pemecahan masalah dalam bentuk soal.dan setiap inti pokok materi yang sudah dipelajari siswa juga harus dituup dengan sebuah pemantapan atau evaluasi materi dengan cara mengajukkan sebuah pertanyaan dan memberikan kesimpulan materi tersebut.

2.6  Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi dua kategori  yaitu: kategori yang berpengaruh pada proses asimilasi dan akomodasi ide, dan kategori yang berpengaruh pada motivasi siswa dalam belajar .

Komponen-komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi :
1.      Membangkitkan Perhatian /minat siswa
Beberapa cara  yang digunakan oleh guru dalam membangkitkan perhatian dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran:
a.      Variasi gaya mengajar guru misalnya dengan berdiri ditengah-tengah kemudian berjalan kebelakang atau kesamping dengan memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasa dan intonasi serta ekspresi dalam mengajar sangat membantu dalam mengajar.
b.      Penggunaan alat bantu mengajar  seperti ilustrasi,model, skema, surat kabar dan sebagainya
c.       Variasi dalam pola interaksi misalnya guru dalam pembelajarn berlangsung sering melakukan tanya jawab antara guru daansisswa serta guru harus mampu mengumpan siswa agar kreatif dalam bertanya sehingga tercipta diskusi kecilantara guru dan siswa

2.      Menimbulkan motivasi
Motivasi siswa dalam proses belajar mengajar selalu berubah-rubah yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal seperti cara mengajar yang menjenuhkan dan lain-lain.

Beberapa cara untuk menimbulkan motivasi siswa antara lain :
a.       Besemangat dan antusias artinya guru harus terlihat semangat dalam mengajar, guru mampu mengkondisikan suatu masalah dengan profesinya, guru harus terlihat cerah,ramah, berwibawa serta jelas dalam mengucap intonasi kata dalam mengajar.
b.      Menimbulkan rasa ingin tau miosalnya guru dalam pembelajaran berlangsung guru sering  menceritakan peristiwa yang aktual yang menimbulkan suatu pertanyaan atau dengan cara menunjukkan suatu model atau gambar yang dapat merangsang siswa untuk bertanya.
c.      Mengemukakan ide yang tampaknya bertentangan misalnya guru mengajukan masalah sebagai berikut setiap mahasiswa memiliki sebuah cita-cita tetapi mengapa mahasiswa masih cenderung malas dalamberusaha?setiap siswa itu memiliki suatu keinginan untuk bejara tetapi mengapa masih malas untuk belajar? Dan mengapa kadang siswa yang belajar juga masih belum tentu bisa dengan apa yabg dipelajari nah... mengapa itu?
d.     Memperhatikan dan menfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian siswa  misalanya dalam memulai atau dalam pelajaan berlangsung guru sering kali membicarakan suatu peristiwa yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh masyarakat , baik itu sebuah peristtiwa atau pun mode, sehingga dalam hal ini guru dituuntut dalam mengikuti suatu perkembangan baik dari TV,internet, surat kabar,majalah dan sebagainya.

3.      Memberi acuan atau struktur artinya guru dalam memulai pelajaran hendaknya mengemukakan secara singkat kompetensi dasar, hal-hal yang diperlukan dalam pembelajaranya , dan cara-cara yang akan ditempuh dalam pembelajaran materi. Agar siswa memiliki suatu gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dipelajari. memberikan acuan atau struktur yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:
a.       Mengemukakan kompetensi dasar, indikator belajar, dan batas-batas tugas.
b.      Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan
c.       Mengajukan pertanyaan pengarahan

4.     Menunjukkan kaitan yaitu sebelum memulai proses belajar berlangsung guru terlebih dahulu menjelaskan sebuah materi dan guru harus mampu mengkaikan suatu materi yang dipelajari dengan suatu hal yyang di pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa cara yang dilakukan guru dalam menunjukkan kaitan sebagai berikut :
a.       Mencari batu loncatan artinya guru harus mampu membuat siswa untuk mengkaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-harinya.contohnya guru akan menerangkan tentang peluang dalam perhitungan maka ia perlu memikirkan kapan dan untuk apa materi peluang diajarkan serta kapan ilmu itu akan diterapkan oleh siswa.
b.      Mengusahakan kesinambungan artinya seorang guru saat ingin melanjutkan materi selanjutnya guru perlu mengadakan sebuah meninjauan kembali tentang materi yang sudah di pelajari untuk membuat kaitan antara materi yang sudah dipelajari dengan maateri yang akan dipelajari contohnya mengetahui kemampuan siswa tentang penjumlahan sebagai syarat untuk membahas perkalian.
c.       Membandingkan atau mempertentangkan yang artinya guru membandingkan atau mempertentangkan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, misalnya dalam pelajaran yang lalu perhitungan peluang yang digunakan dengan kehidupan sehari-hari dengan perhitungan peluang yang tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

5.      Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (Closure), kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah mengakhiri pelajaran atau mengakhiri kegiatan interaksi edukatif. Usaha menutup pelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari anak didik, mengetahui tingkat pencapaian anak didik dan tingkat keberhasilan guru dalam proses interaksi edukasi.

Usaha guru mengakhiri kegiatan interaksi edukatif :
1.      Merangkum/membuat garis-garis besar  persoalan yang baru dibahas
2.      Mengkonsolidasikan perhatian anak didik pada hal-hal pokok oleh pembelajaran yang bersangkutan
3.      Mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang telah dipelajari sehingga merupakan suatu kebutuhan yang beerarti dalam memahami materi yang baru dipelajari
4.      Memberi ajakan agar materi yang baru dipelajari jangan dilupakan serta dipelajari kembali dirumah
Cara-cara yang digunakan oleh guru dalam menutup pelajaran antara lain :
a.       Review ( Melihat / meninjau kembali )
Guru meninjau kembali, apakah inti pelajaran yang telah diajarkan itu telah dikuasai oleh siswa atau belum. Adapun cara meninjau kembali adalah:
1)      Merangkum inti pelajaran
Meninjau kembali pelajaran yang telah diberikan dapat dilaksanakan dengan merangkum inti pokok pelajaran. Guru dapat meminta siswa membuat rangkuman baik secara lisan ataupun tertulis. Rangkuman ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok, dapat dilakukan oleh guru, guru bersama siswa, atau guru menyuruh siswa (disempurnakan oleh guru).

2)      Membuat ringkasan
Dengan membuat rinkasan, siswa dapat memantapkan penguasaan inti dari pokok-pokok materi pelajaran yang telah dipelajari. Disamping itu, dengan ringkasan, siswa yang tidak memiliki buku sumber telah memiliki bahan untuk dipelajari kembali. Ringkasan dapat dibuat oleh guru, guru bersama siswa secara kelompok, atau siswa sendiri secara individual.
Pokok-pokok pelajaran sebaiknya ditulis dipapan tulis secara skematis atau dengan kata-kata kunci supaya ada dukungan visual. Jika ternyata rangkuman yang dibuat itu salah atau kurang lengkap, guru dapat melengkapi atau membetulkan.

Untuk menutup pelajaran guru sebaiknya mengulangi kembali hal-hal yang dianggap penting, atau kunci bahan pelajaran yang diberikan. Hal ini dapat dilakukan setiap saat selesai memberikan satu konsep ataupun pada akhir pelajaran.

Caranya, dengan bertanya, membahas bagian-bagian dan suatu topik, meminta mengungkapkan kembali bahan pelajaran yang baru didiskusikan, membuat rangkuman bahan pelajaran lebih baik dilaksanakan secara tertulis daripada secara lisan.

b.      Mengevaluasi
Untuk mengetahui apakah siswa memperoleh wawasan yang utuh tentang sesuatu yang sudah diajarkan, guru melakukan penilaian/evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi itu adalah sebagai berikut :
1.      Mendemonstrasikan keterampilan
2.      Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
3.      Mengekspresikan pendapat siswa sendiri
4.      Soal-soal tertulis atau lisan

Evaluasi dapat dilakukan dengan :
1.      Meminta anak didik mendemonstrasikan ketrampilan yang barru saja dipelajari
2.      Meminta anak didik mengaplikasikan konsep atau ide yang baru pada situasi yang berbeda
3.      Meminta anak didik mengekspresikan pendapat sendiri
4.      Meminta anak didik mengerjakan soal tertulis, baik objektif maupun subjektif

c.       Memberi dorongan psikologi atau sosial
Unsur manusiawi dalam interaksi guru-siswa adalah saling menghargai dengan memberikan dorongan psikologis atau social yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengarajaran. Hal ini dapat dilakukan guru dalam setiap akhir pelajaran dengan kata-kata pujian.

Memberikan dorongan psikologis atau social dapat dilakukan dengancara antara lain :
1.      Memuji hasil yang dicapai oleh peserta didik dengan memberikan pujian maupun hadiah.
2.      Mendorong untuk lebih semangat belajar mencapai kopetensi yang lebih tinggi dengan menunjukkan pentingnya materi yang dipelajari.
3.      Memberikan harapan-harapan positif terhadap kegiatan belajaryang baru saja dilaksanakan
4.      Meyakinkan akan potensi dan kemampuan peserta didik terhadap keberhasilan pencapaian kompetensi belajar dalam menumbuhkan rasa percaya diri.

 
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah di jelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan salah satu hal yang penting bagi seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan awal dilaksanakannya proses pembelajaran, jika hal ini dilakukan dengan baik dan benar akan membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan proses kegiatan berikutnya. Untuk mengetahui apakah proses tersebut dilakukan dengan baik dan benar, maka ada salah satu keterampilan yang harus dilakukan oleh guru, yaitu keterampilan menutup pelajaran. Semoga dengan kita mampu menguasai 9 keterampilan dasar tersebut dapat menjadikan dan memotivasi diri kita sebagai guru yang professional sehingga mampu menghantarkan murid-murid yang diajarkan dapat menuju pendidikan yang paripurna.

3.2 Saran
Sebagai seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran harus mempunyai keterampilan membuka dan menutup pembelajaran. Oleh karena itu sebaiknya guru harus terus berlatih agar lebih trampil, kreatif dan mempunyai ide-ide bagaimana cara untuk mengajarkan siswanya agar mereka tidak bosan.


DAFTAR PUSTAKA

Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan . Jakarta : Rajawali Pers.
Aqib, Zainal. 2003. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendekia.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
Ma’mur Asmani, Jamal. 2011.  Pengenalan dan Pelaksanaan Lengkap Micro Teaching dan Team Teaching. Yogyakarta : Diva Press
Marno,dkk. 2008 . Strategi dan Metode Pengajaran . Malang : Arruzmedia
Sanjaya,Wina. 2010 . Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan . Jakarta :    Kencana

Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta : Tiara Wancana.

2 komentar: